Friday, January 7, 2011
Menengok Kejayaan Islam di New York
‘’Apa yang
mereka buat, menarik,’’ ujar Marissa
Campis. Gadis cilik berusia 8 tahun
itu mengomentari temuan yang
menjadi favoritnya, kamera
obscura. Di kemudian hari, temuan
itu menjadi cikal bakal bagi
perkembangan fotografi modern.
Marissa mendapati temuan itu
dalam “1,001 Inventions: Discover
the Muslim Heritage in Our World”.
Ini merupakan sebuah pameran
yang menggambarkan penemuan
para cendekiawan Muslim dari abad
ketujuh hingga ke-17, yang digelar
di New York Hall of Science,
Queens, New York. Pameran
tersebut diusung oleh the
Foundation for Science, Technology
and Civilisation (FSTC), sebuah
lembaga nirlaba yang berbasis di
Inggris.
Pameran di New York akan
berlangsung hingga April
mendatang. Dan New York, menjadi
kota pertama untuk mengenalkan
kejayaan Islam di Amerika Serikat
(AS).Selanjutnya, pameran digelar di
California Science Center, Los
Angeles kemudian National
Geographic Museum, Washington
DC pada 2012.
Sebelum merambah ke AS, FSTC
menyelenggarakan pameran di
London, Inggris dan Istanbul Turki.
Gelaran ini telah mampu menarik
sebanyak 800 ribu pengunjung.
Pameran sains ini, juga menarik
minat Marissa Campis beserta
teman sebayanya serta keluarga
dan orang-orang dewasa lainnya.
Sebab, di sana mereka
mendapatkan penjelasan mengenai
bagaimana temuan-temuan saintifik
itu bekerja. Menurut Marium Sattar,
mahasiswa School of Journalism,
Columbia University, dalam
artikelnya yang dikutip Middle East
Online, Rabu (5/1), langkah FSTC ini
bisa menjadi bagian dari kampanye
memupus citra jelek terhadap Islam
dan Muslim.
Sebuah laporan yang dirilis Pew
Research Center pada 2009,
menyatakan, sebanyak 38 persen
warga Amerika menilai Islam
mendorong kekerasan dibandingkan
keyakinan lainnya. Pamerin ini,
menghadirkan fakta sebaliknya.
Muslim mempunyai warisan
budaya dan ilmu pengetahuan yang
sangat kaya.
Pencapaian gemilang dalam ilmu
pengetahuan oleh Muslim yang
digambarkan melalui pameran ini,
tentu membuat pengunjung
tertegun. Sebab, selama ini mereka
mungkin tak pernah tahu soal itu.
Apalagi kemajuan Muslim di abad
pertengahan tak pernah diajarkan di
sekolah-sekolah di Barat.
Saat pengunjung melintasi aula
yang bernuansa ungu dan emas,
mereka mendapati sebuah replika
jam air setinggi 20 kaki yang dibuat
oleh cendekiawan Muslim, Al-Jazari.
Di seberangnya, terlihat modal
mesin terbang yang dirancang pada
abad ke-9 oleh ilmuwan bernama
Abbas bin Firnas.
Banyak pihak yang memandang
bahwa Abbas merupakan orang
pertama yang berpikir secara ilmiah
untuk menemukan cara untuk
terbang. Fitur lain yang
mengagumkan dalam pameran di
New York itu adalah kapal yang
digunakan Laksmana Cheng Ho atau
dikenal pula dengan panggilan
Zheng He dalam pelayaran pada
abad ke-15.
Ukuran kapal sang laksamana
seperti luas lapangan sepak bola.
Meski bertema temuan-temuan
ilmuwan Muslim, pameran ini juga
tak menafikkan penemuan
cendekiawan non-Muslim. Terbukti,
ada display Maimonides, ahli fisika
abad ke-12 dari Kordoba, Spanyol,
yang banyak bekerja sama dengan
para filsuf Muslim.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment