Did you know..?

¤ SITI FATIMAH DI GELARI UMMU ABIHA.

Ummu Abiha artinya ibu bpk nya,Artinya peran org tersebut seolah2 seperti ibunya sendiri terhadap bpknya.Adalah siti fatimah yg mendapatkan gelar ini.Semenjak kematian Siti Khadijah,Siti Fatimah mampu memerankan dirinya seperti ibunya sendiri terhadap bpknya,Muhammad yaitu menjaga dan membantu Rasulallah Saw.dlm suka dan duka.



¤ UMMUL KITAB.

Umul kitab atau ibu al-kitab (ibu dr al-Quran) adalah surat al-fatihah.Karena al-fatihah terletak diawal al-quran sbgai pembuka bagi surat2 yg lainnya.Selain itu,karena hampir semua ayat al-quran,secara maknawi bisa dibaca atau terkandung dlm surat al-fatihah.



¤ PENDIRI KOTA BAGHDAD.

Kota Baghdad,yg menjadi ibu kota Irak,didirikan oleh khalifah Abbasiyah kedua,yakni AL-MANSHUR (754-755M) pada thn 762M.Baghdad bisa diartikan sebgai 'Taman Keadilan'.Ada 4 buah pntu gerbang diseputar kota ini yg disediakan untk setiap orang yg ingin memasuki kota,yaitu Bab al-kufah,terletak disebelah barat daya,Bab al-syam,terletak dbarat laut,Bab al-bashrah,terletak ditenggara dan Bab al-khurasan yg terletak di Timur laut.



¤ RABITHAH AL-ISLAMIYAH.

Perhimpunan keislaman yg seringkali disebut Rabithah saja,yakni sebuah organisasi dakwah ìslam yg disponsori oleh pemerintah Saudi Arabia.Perhimpunan ini telah memiliki byk cabangnya diberbagai negara dibelahan bumi.Perhimpunan yg memiliki kantor pusat di Makkah al-Mukarramah ini,byk merespon berbagai persoalan kaum muslimin dan melahirkan byk kegiatan positif bagi pengembangan umat islam.



¤ MENGAPA HATI KITA SELALU BERUBAH-UBAH?

Hati,dalam bahasa Arabnya adalah al-qalb.Al-qalb,artinya berbolak-balik,maka hati kerap kali berubah-ubah.Oleh karena itu,kita harus senantiasa berdoa kpada Allah agar hati kita ditetapkan selalu dlm kebaikan.

¤ SIAPAKAH YANG MEMBANGUN KA'BAH..?

MAKKAH--Kabah
berkali-kali rusak sehingga harus
berkali-kali dibongkar sebelum
dibangun kembali. Di Museum
Haramain, benda-benda itu disim
pan. Ada kotak tempat menyimpan
parfum yang dulu pernah mengisi
ruangan Kabah. "Ruang Kabah
isinya hanya tiga pilar dan kotak
parfum itu,'' ujar Abdul Rahman,
menunjuk pilar-pilar dan kotak yang
letaknya berjauhan.
Petugas Museum Haramain di
Ummul Joud, Makkah, itu
mengantar kami keliling melihat
koleksi museum. Museum ini
menyimpan benda-benda dari
Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
Ada potongan pilar Kabah yang
bentuknya sudah seperti kayu fosil
berwarna cokelat tua, disimpan
bersama kunci pintu Kabah dari
kayu, juga berwarna cokelat tua.
Pintu Kabah selalu dikunci dan
pemegang kunci sudah turun-
temurun dari satu keluarga, sejak
sebelum Nabi lahir.
Tangga kuno yang pernah dipakai
untuk masuk Kabah juga tersimpan
di museum ini. Tersimpan pula
pelapis Hajar Aswad serta pelapis
dan pelindung Maqam Ibrahim. Jika
orangorang berebut mencium
pelindung Maqam Ibrahim,
seharusnya yang layak dicium
adalah yang tersimpan di museum
ini karena usianya lebih tua dari
pelindung yang sekarang dipasang.
Namun, tak ada anjuran mencium
Maqam Ibrahim. Nabi hanya
memberi contoh mencium Hajar
Aswad.
Kotak parfum Kabah yang disimpan
di museum ini juga berwarna
cokelat tua. Sewaktu masih
difungsikan di dalam Kabah, botol-
botol parfum yang dipakai untuk
mengharumkan ruangan Ka'bah
disimpan di kotak itu.
Riwayat Kabah
Kabah awalnya dibangun oleh
Adam dan kemudian anak Adam,
Syist, melanjutkannya. Saat terjadi
banjir Nabi Nuh, Kabah ikut musnah
dan Allah memerintahkan Nabi
Ibrahim membangun kembali. Al-
Hafiz Imaduddin Ibnu Katsir
mencatat riwayat itu berasal dari ahli
kitab (Bani Israil), bukan dari Nabi
Muhammad.
Kabah yang dibangun Ibrahim
pernah rusak pada masa kekuasaan
Kabilah Amaliq. Kabah dibangun
kembali sesuai rancangan yang
dibuat Ibrahim tanpa ada
penambahan ataupun pengurangan.
Saat dikuasai Kabilah Jurhum, Kabah
juga mengalami kerusakan dan
dibangun kembali dengan
meninggikan fondasi. Pintu dibuat
berdaun dua dan dikunci.
Di masa Qusai bin Kilab, Hajar
Aswad sempat hilang diambil oleh
anak-anak Mudhar bin Nizar dan
ditanam di sebuah bukit. Qusai
adalah orang pertama dari bangsa
Quraisy yang mengelola Ka'bah
selepas Nabi Ibrahim. Di masa Qusai
ini, tinggi Ka'bah ditambah menjadi
25 hasta dan diberi atap. Setelah
Hajar Aswad ditemukan, kemudian
disimpan oleh Qusai, hingga masa
Ka'bah dikuasai oleh Quraisy pada
masa Nabi Muhammad.
Nabi Muhammad membantu
memasangkan Hajar Aswad itu
pada tempat semestinya.
Dari masa Nabi Ibrahim hingga ke
bangsa Quraisy terhitung ada 2.645
tahun. Pada masa Quraisy, ada
perempuan yang membakar
kemenyan untuk mengharumkan
Ka'bah. Kiswah Ka'bah pun terbakar
karenanya sehingga juga merusak
bangunan Ka'bah. Kemudian, terjadi
pula banjir yang juga menambah
kerusakan Ka'bah. Peristiwa
kebakaran ini yang diduga membuat
warna Hajar Aswad yang semula
putih permukaannya menjadi hitam.
Untuk membangun kembali Kabah,
bangsa Quraisy membeli kayu
bekas kapal yang terdampar di
pelabuhan Jeddah, kapal milik
bangsa Rum. Kayu kapal itu
kemudian digunakan untuk atap
Kabah dan tiga pilar Kabah. Pilar
Kabah dari kayu kapal ini tercatat
dipakai hingga 65 H. Potongan
pilarnya tersimpan juga di museum.
Empat puluh sembilan tahun
sepeninggal Nabi (yang wafat pada
632 Masehi atau tahun 11 Hijriah),
Ka'bah juga terbakar. Kejadiannya
saat tentara dari Syam menyerbu
Makkah pada 681 Masehi, yaitu di
masa penguasa Abdullah bin Az-
Zubair, cucu Abu Bakar, yang
berarti juga keponakan Aisyah.
Kebakaran pada masa ini
mengakibatkan Hajar Aswad yang
berdiameter 30 cm itu terpecah jadi
tiga.
Untuk membangun kembali, seperti
masa-masa sebelumnya, Kabah
diruntuhkan terlebih dulu. Abdullah
AzZubair membangun Ka'bah
dengan dua pintu. Satu pintu dekat
Hajar Aswad, satu pintu lagi dekat
sudut Rukun Yamani, lurus dengan
pintu dekat Hajar Aswad. Abdullah
bin Az-Zubair memasang pecahan
Hajar Aswad itu dengan diberi
penahan perak. Yang terpasang
sekarang adalah delapan pecahan
kecil Hajar Aswad bercampur
dengan bahan lilin, kasturi, dan
ambar.
Jumlah pecahan Hajar Aswad
diperkirakan mencapai 50 butir.
Pada 693 Masehi, Hajjaj bin Yusuf
Ath-Taqafi berkirim surat ke Khalifah
Abdul Malik bin Marwan (khalifah
kelima dari Bani Umayyah yang
mulai menjadi khalifah pada 692
Masehi), memberitahukan bahwa
Abdullah bin Az-Zubair membuat
dua pintu untuk Ka'bah dan
memasukkan Hijir Ismail ke dalam
bangunan Ka'bah.
Hajjaj ingin mengembalikan Kabah
seperti di masa Quraisy; satu pintu
dan Hijir Ismail berada di luar
bangunan Ka'bah. Maka, oleh Hajjaj,
pintu kedua--yang berada di sebelah
barat dekat Rukun Yamani--ditutup
kembali dan Hijir Ismail
dikembalikan seperti semula, yakni
berada di luar bangunan Ka'bah.
Akan tetapi, Khalifah Abdul Malik
belakangan menyesal setelah
mengetahui Ka'bah di masa
Abdullah bin AzZubair dibangun
berdasarkan hadis riwayat Aisyah.
Di masa berikutnya, Khalifah Harun
Al-Rasyid hendak mengembalikan
bangunan Ka'bah serupa dengan
yang dibangun Abdullah bin Az-
Zubair karena sesuai dengan
keinginan Nabi. Namun, Imam Malik
menasihatinya agar tidak
menjadikan Ka'bah sebagai
bangunan yang selalu diubah sesuai
kehendak setiap pemimpin. Jika itu
terjadi, menurut Imam Malik, akan
hilang kehebatannya di hati kaum
Mukmin.
Pada 1630 Masehi, Kabah rusak
akibat diterjang banjir. Sultan Murad
Khan IV membangun kembali,
sesuai bangunan Hajjaj bin Yusuf
hingga bertahan 400 tahun lamanya
pada masa pemerintahan Sultan
Abdul Abdul Aziz. Sultan inilah yang
memulai proyek pertama pelebaran
Masjidil Haram.
Replika mushaf di Museum ini
tersimpan pula replika Quran
mushaf Usmani yang bacaannya,
susunan surah dan ayatnya, serta
jumlah surah dan ayatnya dipakai
sebagai panduan hingga sekarang.
Yang berbeda cuma bentuk
hurufnya.
Pada masa Khalifah Usman bin
Affan (35 H) dibuatlah standardisasi
penulisan Quran. Di masa itu,
sahabatsahabat Nabi memiliki
mushaf yang berbeda satu sama
lain, baik dalam hal bacaan, susunan
surah dan ayat, maupun jumlah
surah dan ayat.
Mushaf yang dimiliki Ibnu Mas'ud,
misalnya, tidak menyertakan Surat
AlFatihah dan susunan surat yang
berbeda. Surah keenam bukanlah
Surah Al-An'am, melainkan Surah
Yunus.
Quran Ali bin Abi Thalib juga tak
memiliki Surah Al-Fatihah. Ali juga
tak memasukkan surah ke-13, 34,
66, dan 96 ke mushafnya. "Ukuran
mushaf Usman yang asli berbeda
dari yang ini.
Ini hanya duplikat,'' ujar Abdul
Rahman.

No comments:

Post a Comment