Monday, December 27, 2010

Teori Baru Asal Muasal Cincin Saturnus

Sekelompok
peneliti asal Southwest
Research Institute di
Boulder, Colorado,
Amerika Serikat
mengungkapkan teori
baru seputar
terbentuknya cincin
planet Saturnus. Teori
yang mereka temukan
itu telah dipublikasikan
di jurnal Nature.
Seperti diketahui, asal
muasal cincin Saturnus
merupakan salah satu
misteri yang ada di tata
surya kita yang belum
terpecahkan sampai
saat ini. Akan tetapi,
dari bukti-bukti yang
baru ditemukan,
kemungkinan cincin itu
terbentuk sebagai hasil
dari “pembunuhan”
kosmik.
Diperkirakan, korbannya
adalah bulan yang belum
diketahui namanya, yang
hilang sekitar 4,5 juta
tahun lalu.
Tersangkanya adalah
piringan gas hidrogen
yang sempat hadir di
sekeliling Saturnus, saat
puluhan bulan milik
planet itu terbentuk,
dan kini telah
menghilang. Adapun
penyebab kematian
bulan yang malang itu
adalah dorongan yang
menyemplungkannya ke
Saturnus.
“Cincin spektakuler yang
penuh warna itu
merupakan bukti yang
tersisa, ” kata Robin
Canup, astronom dari
Southwest Research
Institute, seperti dikutip
dari Nature, 13
Desember 2010. “Saat
bulan itu menuju
kematian, Saturnus
merampas lapisan es
terluar milik bulan itu
dan membentuk cincin,”
ucapnya.
Menurut Joe Burns,
astronom asal Cornell
University, Amerika
Serikat, yang tidak
terlibat dalam
penelitian, misteri cincin
Saturnus menjadi teka-
teki bagi umat manusia
selama beberapa abad.
Meski demikian, Burns
menyebutkan, teori yang
dikemukakan Canup dan
timnya masuk akal.
Sebelum ini, teori yang
mengemuka adalah
bulan-bulan Saturnus
saling bertumbukan atau
asteroid telah menabrak
ke beberapa bulan itu.
Debu dan partikel
pecahannya lah yang
kemudian membentuk
cincin.
Yang jadi masalah,
bulan-bulan milik
Saturnus terdiri dari
separuh es dan separuh
bebatuan, sedangkan
ketujuh cincin yang
dimiliki planet itu 95
persennya terdiri dari
es. “Bahkan mungkin
sebelumnya seluruh
material cincin itu
adalah es, ” ucapnya.
Jika cincin terbentuk
dari tabrakan antar
bulan atau asteroid yang
menabrak bulan,
seharusnya ada lebih
banyak bebatuan di
cincin planet Saturnus.
“ Sesuatu telah
merampas es milik
sebuah bulan yang besar
dan meninggalkan es itu
menjadi cincin
Saturnus, ” ucap Canup.
Cincin Saturnus sendiri,
menurut Canup, awalnya
10 sampai 100 kali lebih
besar dibanding saat ini.
“ Sejalan dengan waktu,
es di bagian luar cincin
telah menyatu ke dalam
beberapa bulan milik
Saturnus, ” kata Canup.
“Berarti, apa yang
dimulai dari bulan, telah
menjadi cincin, dan kini
kembali menjadi bulan, ”
ucapnya.
Seperti diketahui,
Saturnus saat ini
memiliki 62 buah bulan,
dan 53 buah di
antaranya sudah
memiliki nama.

No comments:

Post a Comment