Tuesday, December 14, 2010

Nasa Bidik Gunung Tambora dari Ruang Angkasa

Setelah
sempat 'batuk-batuk'
pada 10 April 1815,
Gunung Tambora di
Sumbawa meletus
dahsyat. Terbesar dalam
sejarah. Getarannya
mengguncangkan bumi
hingga jarak ratusan mil.
Jutaan ton abu dan debu
muncrat ke angkasa.
Akibatnya sungguh
dahsyat, tak hanya
kehancuran dan
kematian massal yang
terjadi wilayah Hindia
Belanda, efeknya bahkan
mengubah iklim dunia.
Petaka dirasakan di
Eropa dan Amerika
Utara. Tahun 1816
dijuluki 'The Year
without Summer', tak
ada musim panas di
tahun itu.
Letusan Tambora juga
mengakibatkan gagal
panen di China, Eropa,
dan Irlandia. Hujan
tanpa henti delama
delapan minggu memicu
epidemi tifus yang
menewaskan 65.000
orang di Inggris dan
Eropa. Kelaparan
melumpuhkan di Inggris.
Kegelapan menyelimuti
Bumi, menginspirasi
novel-novel misteri
legendaris misalnya,
'Darkness' atau
'Kegelapan' karya Lord
Byron, 'The Vampir' atau
'Vampir' karya Dr John
Palidori dan novel
'Frankenstein' karya
Mary Shelley.
Tambora juga jadi salah
satu pemicu kerusuhan
di Perancis yang
warganya kekurangan
makanan. Juga
mengubah sejarah saat
Napoleon kalah akibat
musim dingin
berkepanjangan dan
kelaparan pada 1815 di
Waterloo
Meski sudah tak lama
aktif, Tambora masih
menarik perhatian.
Astronot Badan
Antariksa Amerika
Serikat (NASA), pada
tahun 2009, NASA
mengabadikan kaldera
Tambora dari luar
angkasa.
Kaldera Tambora
berdiameter 6 kilometer
dan sedalam 1.100
meter. Kawah ini
terbentuk saat Tambora
yang saat itu tingginya
sekitar 4.000 meter
kehilangan puncaknya
dan ruang magma
dikosongkan dalam
letusan dahsyat tahun
1815.
Dalam foto NASA,
tampak kawah Tambora
menjadi danau air
tawar, yang juga diisi
aliran lava minor dan
kubah dari abad ke-19
dan ke-20.
Deposit tephra --
material campuran
letusan gunung berapi --
bisa dilihat dari
sepanjang pinggiran
kawah barat laut.
Fumarol aktif atau
ventilasi uap, masih
eksis di kaldera
Tambora.
Pada tahun 2004, para
ilmuwan menemukan
sisa-sisa peradaban kuno
dan kerangka dua orang
dewasa yang terkubur
abu Tambora di
kedalaman 3 meter.
Diduga, itu adalah sisa-
sisa Kerajaan Tambora
yang tragisnya
'diawetkan' oleh
dampak letusan dahsyat
itu.
Penemuan situs itu
membuat Tambora
punya kesamaan dengan
letusan Gunung Vesuvius
di abad ke-79 Masehi.
Peradaban di Tambora
lantas sebagai "Pompeii
di Timur."
Pompeii adalah nama
kota Romawi di dekat
Naples, Italia yang
disapu oleh letusan
dahsyat Gunung
Vesuvius. Kota tersebut
terkubur di bawah
timbunan abu raksasa
dan lenyap selama 1.600
tahun sebelum
ditemukan kembali
secara tidak disengaja.

No comments:

Post a Comment