Monday, December 13, 2010

Misteri-Misteri Terbesar di Bidang Sains

Walaupun
peradaban manusia dan
ilmu pengetahuan sudah
mengalami kemajuan
yang begitu pesat,
namun beberapa
beberapa hal masih
menyisakan pertanyaan
dan teka-teki.
Berikut ini adalah
misteri-misteri
dikompilasi oleh situs
LiveSience, yang hingga
kini masih belum bisa
dipecahkan oleh 'pisau
bedah' ilmu
pengetahuan murni.
9. Apa yang terjadi saat
gempa bumi terjadi?
Hingga kini manusia
masih belum mengetahui
apa yang terjadi ketika
gempa bumi
berlangsung. Padahal
gempa bumi terjadi di
dalam perut planet
bumi, tepat di bawah
kaki kita sendiri.
Hingga kini para pakar
hanya bisa menjelaskan
dari mana gempa
bersumber dan patahan
apa yang terlibat dalam
peristiwa gempa
tersebut, atau mungkin
hanya memprediksi
sampai kapan gempa
susulan akan
berlangsung.
Namun sampai kini
mereka tak bisa secara
pasti menjelaskan apa
yang terjadi di dalam
bumi ketika gempa
berlangsung. Sifat dan
perilaku kekuatan yang
membuat patahan-
patahan terus bergerak
hingga kemudian
akhirnya terjadi gempa
hingga kini masih
menjadi misteri.
"Masalah pergeseran
pada gempa adalah
salah satu hal yang
paling dasar dari semua
ilmu tentang kebumian.
Namun itu masih
menjadi cerita misteri
yang berusia 30 tahun,
yang belum
terpecahkan," ujar Tom
Heaton, seorang pakar
geofisika dari Caltech.
8. Siapa Anda?
Kesadaran alamiah yang
dimiliki manusia selama
ini, masih
membingungkan bagi
para psikolog dan
ilmuwan di bidang
kognitif. Bagian dari
jawaban pertanyaan
mendasar di atas ada
yang menjawab dengan
sederhana: sesuatu yang
memicu kita melakukan
sesuatu, sudah menyatu
dengan jaringan syaraf
manusia.
Walaupun kita mengira
bahwa apa yang kita
lakukan adalah
kehendak bebas, namun
setiap pekerjaan yang
dilakukan oleh manusia
juga dipengaruhi oleh
proses tak sadar dan
lingkungan sekitar.
Dan, bagaimana kita
membuat sebuah
keputusan secara sadar
sehingga membuat
manusia memiliki akal
selain jiwa? Nah ini yang
masih menjadi misteri.
7. Bagaimana kehidupan
bisa terjadi di bumi?
Manusia telah
menemukan bukti-bukti
awal tentang adanya
kehidupan kuman
sederhana di bumi sejak
sekitar 3 miliar tahun
yang lalu. Namun,
bagaimana kemudian
kejadian awal dari
kehidupan mahluk lain di
bumi, hingga kini belum
diketahui.
"Banyak teori dari asal
kehidupan yang
ditawarkan, namun
sangat sulit untuk
diterima dan
dibuktikannya." kata
Diana Northup, Cave
Biologist dari University
of New Mexico.
6. Bagaimana otak
bekerja?
Hingga kini, belum ada
yang bisa menjelaskan
bagaimana otak manusia
bekerja. Dengan
miliaran neuron dan
masing-masing neuron
memiliki ribuan koneksi,
otak memang sangat
sulit untuk diteliti.
"Kita semua berfikir
bahwa kita bisa
memahami otak kita,
setidaknya melalui
pengalaman kita sendiri.
Padahal, pengalaman
subyektif kita adalah
panduan yang minim
untuk menentukan
bagaimana otak
bekerja," ujar Scott
Huettel, pakar dari
Center for Cognitive
Neuroscience dari Duke
University.
Hingga kini peneliti
belum bisa menentukan
bagaimana neuron-
neuron membentuk
jaringan fungsional
ketika manusia sedang
belajar, mengingat, atau
melakukan aktivitas
lainnya, termasuk saat
melihat, mendengar,
bergerak, atau saat
tengah dimabuk cinta.
5. Di mana bagian alam
semesta lainnya?
Manusia memiliki
banyak keterbatasan
saat hendak meneliti
alam semesta. "Itu
disebut juga sisi kelam
dari alam semesta,"
kata Michael Turner,
seorang pakar kosmologi
dari University of
Chicago. Menurut dia
misteri terbesar dari
alam semesta adalah
materi gelap dan energi
gelap.
Walaupun para peneliti
berusaha keras untuk
mengeksplorasi hingga
ke luar angkasa yang
terjauh dan ke perut
bumi yang terdalam,
namun, diperkirakan
baru 4 persen dari
materi dan energi yang
ditemukan. Sementara
96 persen lainnya masih
belum bisa diketahui.
4. Apa yang
menyebabkan gravitasi?
Walaupun gravitasi telah
dipelajari sejak zaman
Newton, namun bidang
ini masih sedikit sekali
diketahui oleh manusia.
Gravitas tidak bisa
dijelaskan oleh mode
standar fisika. Para
teoretisi meyakini
gravitasi mungkin ada
kaitannya dengan
partikel kecil yang tak
bermassa bernama
graviton yang
menimbulkan gaya
gravitasi.
"Gravitasi sama sekali
berbeda dengan gaya
lain yang bisa
dideskripsikan dalam
model standar," kata
Mark Jackson, pakar
fisika teori dari Fermilab
di Illinois AS."Saat Anda
mengerjakan
perhitungan interaksi
gravitasional kecil, maka
Anda akan mendapat
jawaban yang ngawur.
Matematika sama sekali
tak bisa bekerja," kata
dia.
3. Benarkah ada Teori
Segalanya?
Para pakar biasanya
memiliki standar model
yang cukup baik untuk
mendefinisikan segala
sesuatu di alam semesta
hingga ke bagian
partikel terkecil, mulai
dari magnetisme hingga
ke atom-atom yang
menyusunnya dan
bagaimana mereka bisa
tetap stabil.
Model standar ini
memandang partikel-
partikel menjadi titik-
titik yang sangat kecil,
yang beberapa di
antaranya mengandung
gaya dasar. Hanya saja,
kelemahan dari model
standar tadi, adalah
kegagalannya untuk
melakukan perhitungan
terhadap gravitasi dan
energi yang sangat
tinggi.
Nah, bila ada sebuah
teori yang bisa secara
konsisten menyertakan
dua hal tadi ke dalam
pemodelannya, maka
teori fisika yang
universal akan benar-
benar dapat terwujud.
Sayangnya, banyak
peneliti menganggap hal
itu tak akan pernah
tercapai.
2. Apakah Alien memang
benar-benar ada?
Adalah sesuatu hal yang
logis ketika berasumsi
bahwa ada kehidupan
lain selain di bumi.
Sebab, unsur-unsur yang
dibutuhkan bagi
kehidupan terdistribusi
secara luas di alam
semesta.
Selain itu, sistem tata
surya yang mirip dengan
tata surya kita juga
dijumpai di luar angkasa.
"Jadi setidaknya, ada
kemungkinan bahwa ada
kehidupan lain di sana,"
kata Jill Tarter, Director
of Center for SETI
Research di California.
1. Bagaimana alam
semesta tercipta?
Teori tentang dentuman
besar yang mengawali
keberadaan alam
semesta sejak 13,7 miliar
tahun lalu dipandang
sebagai teori yang
masuk akal, walaupun
belum bisa langsung
diuji.
Pada teori ini, segala
sesuatu dimulai dengan
luar angkasa yang
berukuran kecil dan
kemudian memuai dan
berkembang menjadi
besar. oleh karena
proses inflasi
(pemompaan). "Hingga
kini kita belum
mengetahui apa yang
menyebabkan inflasi,
atau bahkan apakah itu
teori yang benar atau
tidak," kata Eric Agol,
seorang pakar
astrofisika dari
University of
Washington.

No comments:

Post a Comment