Monday, January 3, 2011

Relawan Indonesia Coba Tembus Blokade Gaza

Sepuluh
relawan Indonesia yang
tergabung dalam konvoi
kemanusiaan Asia yang
pertama, sedang
berjuang menembus
Gaza, Palestina.
Konvoi “Asia to Gaza
Solidarity Caravan"
sempat terjebak di
Latikia, Syiria selama
seminggu, sebelum
pemerintah Mesir
akhirnya mengizinkan
mereka melewati
Pelabuhan Al-Arish --
yang terletak sekitar 40
kilometer dari Rafah.
“Mereka akan masuk
Mesir dari Latakia,
Syiria. Mereka tak bisa
masuk karena proses
negosiasi yang alot, ”
kata Presidium Medical
Emergency Rescue
Committee (MER-C)
Joserizal Jurnalis kepada
VIVAnews, Minggu 2
Januari 2011 malam.
Misi para relawan,
tambah Joserizal, adalah
mengkampanyekan
pembukaan blokade ke
Gaza. “Mudah-mudahan
dalam 2-3 hari ini
mereka bisa memasuki
Gaza, ” kata dia.
Joserizal juga berharap,
tragedi penyerbuan
kapal bantuan ke Gaza,
“ Gaza Freedom Flotilla
”tak terulang lagi.
“Apalagi misi kali ini
tidak melalui laut.”
Ditambahkan dia,
seorang relawan MER-C,
Agus juga membawa misi
khusus, yakni
mengkampanyekan
pembangunan rumah
sakit MER-C di Gaza.
“ Sudah ada relawan
MER-C yang di Gaza,
mereka sudah enam
bulan di sana, ” kata dia.
Diungkapkan Jozerizal,
proses pembangunan
rumah sakit di Gaza tak
berjalan mudah. “Kalau
lancar, seperti di
Indonesia, setahun sudah
bisa. Di sana problemnya
lahannya susah, ” kata
dia.
Seperti dimuat PressTV,
konvoi yang juga disebut
Asia 1 terdiri dari para
relawan yang berasal
dari 15 negara Asia,
termasuk Iran, India,
Jepang, Indonesia,
Pakistan, Malaysia,
Yordania, dan Kuwait.
Juga ada relawan dari
Selandia Baru.
Namun, pemerintah
Mesir tak mengizinkan
relawan dari Iran dan
Yordania masuk.
Menurut aparat
Palestina, pemerintah
Kairo juga tak
mengizinkan 10
generator yang
disumbang Iran masuk
ke Gaza.
Awalnya, konvoi
dijadwalkan masuk Gaza
pada 27 Desember lalu –
bertepatan dengan
peringatan dua tahun 22
hari perlawanan relawan
terhadap Israel di Jalur
Gaza yang dimulai 28
Desember 2008 – saat
konvoi kemanusiaan
pertama berusaha
menembus blokade
Israel untuk
menunjukkan solidaritas
pada bangsa Palestina
yang tak kenal
menyerah melawan
zionisme.
Tragedi berulang 31 Mei
2010, saat sembilan
aktivis Turki dalam misi
‘ Gaza Freedom Flotilla’
tewas diserbu angkatan
laut Israel – saat kapal
Mavi Marmara berada di
perairan internasional di
Laut Mediterania.
Blokade ekonomi Tel
Aviv atas Jalur Gaza
dimulai sejak Juni 2007 –
pasca kemenangan
Hamas secara
demokratis dalam
pemilu Palestina.
Akibatnya, sungguh
mengenaskan, sebanyak
1,5 penduduk Gaza tak
mendapatkan hak asasi
mereka, yang paling
mendasar sekalipun.
Termasuk, kebebasan
beraktivitas, hak untuk
hidup layak,
mendapatkan pekerjaan,
kesehatan, dan
pendidikan.
Yang lebih buruk terjadi
pada peralihan tahun
2009, militer Israel
meluncurkan serangan
mematikan ke Gaza,
menewaskan sedikitnya
1.400 warga Palestina,
kebanyakan perempuan
dan anak-anak.
Setengah dari
infrastruktur Gaza
hancur dan tak bisa
diperbaiki. Sebab,
blokade Israel juga
melarang bahan
bangunan dan material
masuk ke Gaza.

No comments:

Post a Comment